1:51 AM
0
   Mahasiswa Indonesia adalah sekian dari cerminan dari mahasiswa yang ada di dunia, masing-masing negara memiliki karakter dan nilai-nilai khas yang akhirnya membedakan budaya yang berkembang di dalamnya. Jumlah mahasiswa Indonesia saat ini baru sekitar 4,8 juta orang. Bila dihitung terhadap populasi penduduk berusia 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baru 18,4 persen. Adapun bila dihitung terhadap populasi usia 19-30 tahun, angka partisipasi kasarnya baru 23 persen. Jumlah ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara maju. “Karena itu Indonesia menargetkan bisa mencapai angka partisipasi kasar (APK) mahasiswa 30 persen pada 2014,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dalam sambutan tertulisnya saat Kongres Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Selandia Baru di Wellington, Selandia Baru, Sabtu (26/3/2011)

Di sisi lain, saya beberapa waktu lalu sekitar bulan Maret 2012 saya sempat bertemu dengan seorang pria berkebangsaan Iran, saat itu dalam sebuah momen kami mahasiswa sedang melakukan aksi penyikapan atas kenaikan harga BBM oleh pemerintah yang akan diputuskan dalam sidang paripurna kala itu. Saat saya berdiskusi dengan dia, dia heran dan kagum kepada mahasiswa Indonesia,"Hebat sekali kalian, di usia yang masih sangat muda kalian berpikir tentang nasib orang lain, memperjuangkan nasib orang banyak/rakyat, di tempat saya tidak ada pemuda seperti kalian, orang-orang berpikir tentang rakyat di usia yang lebih tua dari kalian, sedang pemuda di usia kalian masih banyak menyibukan diri dengan bermain dan lainnya" tuturnya pada saya. Sesaat saya sangat bangga menjadi mahasiswa Indonesia kala itu, mendengar cerita langsung dari orang asing tentang kondisi pemuda disana dan di Indonesia.

Kembali ke budaya yang ada di mahasiswa Indonesia, saya mencoba mengangkat dari sisi sebuah lagu yang senantiasa didengungkan mahasiswa Indonesia, minimal pas jaman OSPEK mahasiswa baru, pelatihan maupun pas aksi. Coba kita bedah beberapa dari lagu-lagu itu.

Pertama saat kita coba mengetik "lagu perjuangan mahasiswa Indonesia" di www.google.com maka akan muncul halaman berikut:

Dari tampilan itu terlihat bahwa dalam waktu 0.30 detik terlacak ada 3.060.000 artikel terkait, yang artinya banyak sekali orang yang membahas terkait dengan lagu perjuangan mahasiswa ini.

Mari kita ambil beberapa contoh dan kita bedah:




Yah didalam lagu ini jelas kita mendoktrinkan dan menyeru  "Kepada para mahasiswa Yang merindukan kejayaan", nah sekarang kita coba cari dari 4,8an juta mahasiswa Indonesia itu berapa yang benar-benar merindukan kejayaan bangsa dan negeri ini. Hal ini dirasa perlu dipertanyakan ketika secara umum (hanya pernah iseng nanya diantara 10 mahasiswa 9 diantaranya) ketika ditanya bagaimana pandanganmu jadi mahasiswa, apa rencanamu setelah lulus?, menjawab "ya belajar, main, usaha IPnya biar cumlaude terus nanti kerja di perusahaan yang gajinya gede". Nah dari jawaban ini saya coba analisa, bahwa kebanyakan dari mahasiswa kita sekarang sudah banyak yang hanya mementingkan senangnya sendiri, pencapaian pribadi dengan cukup mengesampingkan peran oranglain dalam langkahnya. Jika ada yang beranggapan "ya itu kan pilihan dia, mau jadi mahasiswa seperti apa, toh itu hidup hidupnya sendiri ngapain kamu ikut ikutan mikir", okelah ketika memang ada yang beranggapan seperti itu, memang hidup tentang pilihan masing-masing dan kita harus bertanggungjawab atas setiap pilihan yang kita ambil dan tidak lari atau mengkambing hitamkan yang lain. Dan yang menjadi titik tekan di bait ini adalah seruan kepada para mahasiswa, "Ayo kita sebagai mahasiswa Indonesia, kita perjuangkan bersama kejayaan bangsa ini, di tengah carut marutnya negeri ini." Yang artinya sebagai mahasiswa harusnya kita tidak hanya memikirkan hidup kita sendiri, hanya memikirkan senang kita sendiri, namun nasib lingkungan kita masyarakat di sekitar kita dan bangsa kita harus menjadi bagian dari prioritas kita sebagai mahasiswa.

Bait berikutnya adalah tentang "Kepada rakyat yang kebingungan di persimpang jalan", ini adalah seruan kepada masyarakat kita yang hingga saat ini sebenarnya sedang dalam keadaan bingung di tengah kehidupannya yang serba susah, lapangan kerja yang semakin sempit, harga barang yang melambung, sekolah yang semakin mahal, tingkat kriminalitas yang semakin tinggi, pejabat pemerintahan yang semakin tidak bisa amanah, pungutan liar di berbagai sisi masyarakat, tokoh masyarakat yang kadang memanfaatkan keadaan untuk kepentingan pribadi, premanisme, media yang tidak bisa memberi informasi yang berimbang dan objektif, dan masih banyak lagi permasalahan yang ada di sekitarnya. Berbagai permasalahan ini disimbulkan dalam kebingungan di persimpangan jalan, yang pada akhirnya bingung harus berbuat apa, mengikuti siapa, dan seterusnya.

Selanjutnya tentang bait, "Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia" adalah seruan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah mengabdikan berkarya dengan potensi masing-masing dan itu memberi kebermanfaatan kepada manusia yang lain. Di sisi yang lain ini juga bermakna tentang harapan kepada para mahasiswa Indonesia untuk bisa membuat karya-karya yang mampu memberi "goresan tinta emas" dalam kehidupannya dengan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Yang selanjutanya semua yang telah berkarya itulah yang diharapkan menjadi pewaris peradaban di negeri ini.

Berikutnya adalah bait tentang "Wahai kalian yang rindu kemenangan, Wahai kalian yang turun ke jalan" pada dasarnya bait ini ingin menyampaikan bahwa memang salah satu cara mahasiswa dalam mengingatkan akan amanah dari pemerintah adalah dengan turun ke jalan. Kemudian secara tersirat ingin disampaikan  pula bahwa cara berjuang dengan menyampaikan aspirasi di jalan kepada masyarakat dan pemerintah adalah salah satu cara untuk mencapai kemenangan rakyat yang diaspirasikan mahasiswa. Hanya saja untuk hari-hari ini kesan turun ke jalan dan menyampaikan aspirasi menjadi "sangat jahat" karena berbagai media menggambarkan "aksi turun ke jalan" atau biasa di kenal dengan istilah "demo mahasiswa" begitu kental dengan anarkisme dan kerusakan. Ini bukti bahwa kesan itu benar-benar "dimainkan" oleh media, silahkan click demo mahasiswa yang akan banyak menampilkan gambar-gambar "aksi turun ke jalan" atau "demo mahasiswa". Walau demikian sebenarnya masih ada "demo mahasiswa" yang intelek dan tidak menimbulkan kerusakan, seperti halnya aksi yang dilakukan kawan-kawan keluarga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (KM ITS) dalam kegiatan aksi tolak kenaikan bbm yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Bait terakhir dari lagu totalitas perjuangan ini adalah "Demi mempersembahkan jiwa dan raga Untuk negeri tercinta". Pada bait ini ditegaskan bahwa hendaknya berbagai perjuangan yang dilakukan kawan-kawan mahasiswa dilakukan dengan ikhlas untuk kebaikan negeri tercinta walaupun itu perlu mengorbankan jiwa dan raga. Namun sayangnya prinsip perjuangan ini sudah cukup jarang dipegang oleh mahasiswa Indonesia secara umum, lebih banyak diantara mahasiswa itu yang lebih memilih mementingkan urusannya sendiri, hidupnya sendiri dibandingkan berkorban, berkeringat, dan berlelah demi orang lain.

Memang ketika kita coba kaitkan pesan apa yang ada dalam lirik lagu yang sering di nyanyikan kawan-kawan mahasiswa dan kenyataan tentang mahasiswa itu cukup menyedihkan. Tentunya kita akan bertanya kenapa itu terjadi ? Salah siapa ini ? Dimana akar permasalahannya ? Lalu bagaimana solusinya ?

Semoga saya diberi kemampuan dan kesempatan lagi untuk menulis kelanjutan kajian tentang ini

- Berjuang itu tentang keikhlasan, berjuang itu tentang keberanian mengorbankan apa yang kita miliki untuk hal yang kita cintai, dan ikhlas itu tentang bagaimana kita melakukan itu semua dengan tanpa mengharap imbalan apapun kecuali ridho-Nya -

Silahkan disebar jika memang tulisan ini bermanfaat
#ayobelajarbersama ^_^

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Recent Post