oleh : Ammi Ahmad
Wahai Anakku.......
Bila engkau ingin belajar ilmu agama di suatu ma'had, pesantren, lembaga pendidikan Islam, atau Universitas berbasis Islam tertentu, maka pertama kali yang harus engkau perhatikan adalah niatmu.
Benahilah niatmu, Nak..... Jadikan niatmu dalam cahaya ikhlas karena Allah semata. Janganlah engkau menuntut ilmu agama karena berambisi memalingkan wajah manusia ke arahmu, agar engkau ditinggikan, didengar suaramu, diikuti pemikiranmu, agar manusia menyanjungmu dengan segala puja puji yang melenakan hati. Jangan pula agar engkau bisa mendebat para ulama atau guru-guru yang telah mengajarimu; jangan pula agar bisa membodohi para juhala' yang kurang memahami ilmu.
Janganlah pula demi meraih kedudukan di mata manusia, apatah lagi demi bisa memperoleh jabatan tertentu. Jangan pula karena ingin memperkaya diri dengan mengalirnya harta benda dari umat yang mengambil ilmu darimu. Kalaupun engkau terpaksa mengambil hakmu atas harta itu, maka ambillah secukupnya sebatas kebutuhanmu untuk menyambung hidup dan ibadahmu.
Janganlah pula engkau mendalami ilmu agama demi mendapat predikat "Ustadz", "Guru", "Da'i", "Sang 'Alim", dan sebagainya. Ketahuilah, sesungguhnya segala gelar yang disematkan manusia di keningmu tidak akan sedikitpun mengangkat derajatmu di sisi Allah bila tanpa engkau imbangi dengan keikhlasan, ketaqwaan, serta amal shalih yang merupakan esensi agama.
Perhatikanlah niatmu, Nak.....
Pelajarilah ilmu setinggi mungkin demi mengangkat kebodohan dari dirimu sendiri maupun dari orang lain. Agar dengan ilmu itu engkau bisa beragama dengan baik dan benar. Engkau bisa menyembah kepada Rabb-mu di atas jalan hidayah dan Sunnah Nabi-mu yang mulia, shallallahu 'alaihi wasallam.
Hati-hatilah, Nak......
Jangan sampai engkau bersemangat menimba ilmu hanya karena terobsesi pada popularitas. Agar majelismu ramai dipenuhi orang. Agar saat engkau lewat di suatu jalan, maka orang-orang pun tahu bahwa engkau adalah Sang Ustadz, atau Sang Da'i, atau Sang Guru; kemudian mereka memberi salam penghormatan kepadamu dengan rasa ta'zhim dan sungkan.
Lebih baik engkau tidak dikenal di kalangan manusia sebagai orang yang 'alim, namun Allah-lah sebagai saksi Maha Hidup bahwa engkau adalah sang pengemban ilmu yang sesungguhnya. Lebih baik engkau dikenal bukan sebagai ustadz atau da'i, namun sejarah telah menjadi saksi atas segala kontribusimu untuk Islam dan muslimin. Sungguh, penilaian manusia tiada nilainya bila dibandingkan dengan penilaian Allah langsung dari atas langit ketujuh.
Sekali lagi, Nak......
Sebelum engkau melangkah menyusuri jalanan ilmu yang penuh onak dan duri, periksalah sejenak niatmu. Berangkatlah dengan tenang sepenuh tawakkal bila engkau telah bisa meyakinkan dirimu sendiri bahwa tiadalah niat dan himmahmu kecuali mencari ridho Rabb 'Azza wa Jalla semata.
Selamat berjuang, Nak......
Semoga Allah senantiasa melindungimu, memberkahimu, dan memudahkan segala urusanmu. Aamiin.
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.