Lepas dari kantor enjinering saya segera mencari kos di sekitar kantor.
Seperti pesan mas Nur pada postingan yang lalu saya menghubungi Pak Bambang
TOPO selepas sholat dhuha. Alhamdulillah langsung dibantu beliau mencari rumah
kos. Pertama saya diantar ke rumah Bu Wati, rumahnya tepat di depan sebelah
utara masjid Kamojang. Disana saya bertemu langsung dengan bu Wati dan
berdiskusi mengenai kos, biaya, fasilitas dan sebagainya. Dari diskusi itu
beliau menyampaikan kalau si Ari sebelumnya juhg kos disana. Keadaan kos di
rumah bu Wati, kamar cukup besar kalau mau di buat salto, senam dan sebagainya
hahaha, harga Rp 450.000,00 per bulan di tawaran awal, dan beliau mau
menurunkan sampai Rp 400.000,00. Singkat cerita karena kamar terlalu besar,
mahal juga menurut saya dan saya kurang ‘sreg’ disana saya mencari tempat lain,
namun kali ini tidak ditemani pak Bambang. Saya berjalan tak jauh dari rumah bu
Wati, tepat di depan sebelah timur Masjid ada rumah kos atas nama bu Lysna
(Bidan di daerah kamojang). Saya coba melihat-lihat berbagai kamar yang ada di
sana, cukup banyak kamar di sana (sekitar 8 kamar). Dengan fasilitas TV,
Listrik, air, minum, almari, selimut, ranjang, bantal, guling, dan ruang yang
cukup untuk dua orang saya menetapkan hati. Mahar yang harus dibayar untuk satu
kamar di sini adalah Rp 300.000,00 per bulan, jadi missal dua orang bisa dibagi
Rp 150.000,00 an. Langsung saya bayar uang kos untuk satu bulan ke depan.
Kosan Bu Wati
Kosan Bu Lyna
Papan Nama Bu Lysna
Masjid Al Kautsar Kamojang
Setelah mendapat kos, karena masih ada waktu menuju jam 13.00, saya pun
kembali ke HSE untuk membantu Bu Dewi
Amroe menyelesaikan laporan AMDALnya. Di HSE awalnya saya membantu menata
berkas lampiran hasil pengujian sampel air limbah, air kondensat, air bersih,
udara emisi,udara ambien dan berbagai lampiran lainnya. Namun setelah selesai
ganti membantu mengerjakan laporan AMDAL itu. Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB
dan saya pun harus kembali ke ruang Enjinering. Meski laporan AMDAL belum
selesai saya memohon ijin pergi ke bagian enjinering karena urusan utama saya
di sana dan saya berjanji kalau saya senggang akan menghubungi bu Dewi lagi
missal ada yang perlu di bantu di HSE.
Sesampainya di kantor Enjinering saya mencari Pak Teten, berkenalan dan
bercakap dengan beliau. Tak lama bercakap saya di ajak ke lapangan tempat MEQ
terdekat dari kantor, yaitu MEQ di KMJ 07. Sambil berjalan ke lokasi kami
bercakap tentang perjalanan saya ke PGE Kamojang dan pengalaman selama di
kampus serta pengalaman pak Teten selama di PGE Kamojang. Sampai di lokasi MEQ
mendadak hujan dan akhirnya kami harus buru-buru kembali. Meski demikian kami
sempat membuka tempat disimpan MEQ dan melihat isinya meski tak lebih dari lima
menit. Kami pun berlarian ke kantor dan menghindar dari hujan. Sesampainya di
kantor saya dijelaskan berbagai hal tentang MEQ oleh pak Teten yang saya tulis di sini. Hingga pukul 15.00 saya harus
ijin pulang duluan karena saya harus mengejar bis kantor untuk kembali ke
Garut.
Tempat Geophone KMJ 07 + Pak Teten
Sesampainya di Garut saya segera kembali ke rumah keluarga Ari.
Sesampainya di rumah betapa senangnya saya, Zaini adik ke tiga Ari sudah
menanti saya untuk mengajak bermain bola lagi. Saya pun segera bersiap dan
kamipun bermain bola di jalan depan rumah. Main bola sore itu terasa berbeda.
Hal ini karena ada Adan dan Deden yang bergabung bersama kami. Sungguh bahagia
saat itu saya melihat adik-adik kecil ini dengan riang dan penuh semangat
bermain bola. Meski saat itu saya kalah 29-15 tapi saya benar-benar merasa
senang saat suatu lingkungan yang benar-benar baru menerima saya dengan hangat
tanpa lagi memandang saya adalah orang lain. Jam menunjukkan pukul 17.00 dan
kamipun harus segera menyelesaikan bermain. Selesai bermain ternyata bapak dan
adik ke 2 Ari sudah bersiap untuk pergi ke Pondok Pesantren tempat Zidan (adik
ke 2 Ari) belajar. Tak pelak saya pun diajak untuk mengantar si Zidan. Sore itu
pun menjadi lebih istimewa karena saya diajak berkeliling kota Garut dengan
berbagai panoramanya.
Sampai di rumah tepat mendekati adzan maghrib, sewaktu saya datang,
nenek Ari menyampaikan kalau lepas sholat maghrib ada pengajian di masjid Al
Ikhwan, sayapun semakin tertarik dan penasaran. dan saya pun segera bergegas
mandi dan bersiap ke masjid Al Ikhwan depan gang komplek
Lepas sholat maghrib, saya berdiam di masjid Al Ikhwan untuk mengikuti
pengajian. Begitu tercengangnya saya saat tahu ternyata pengajian malam itu
menggunakan bahasa SUNDA. Dan akhirnya saya menguikuti sebisanya sambil kadang
tertawa sendiri dalam hati karena banyak yang disampaikan namun tak banyak yang
saya tangkap hehehehe. Alhamdulillah yang dibahas waktu itu adalah tafsir Al Maidah
ayat 12-18 dan Hadits Arbain, jadi sedikit banyak meski saya tidak tahu bahasa
Sunda, saya bisa menangkap maksud utama penceramah. Pengajian berlangsung
sampai pukul 19.30 yang kemudian dilanjut sholat isya’. Tak cukup sampai di
situ, ada budaya unik di pengajian satu bulan sekali ini, selepas sholat isya
dihidangkan makan malam untuk semua jamaah di masjid Al Ikhwan. Otomatis jadwal
makan malam kali ini jadi GRAAAATIIIIISSSS hahahaha :D. Dengan menu nasi putih,
sayur lodeh daging kambing hasil qurban, dilengkapi dengan semur bihun, kerupuk
dan semangka makan malam kali itu jadi lebih istimewa. Hingga selesai makan
kamipun pulang masing-masing.
Menu Makan masjid Al Ikhwan
Karena besok saya sudah mulai menempati kos, akhirnya saya pergi ke
AlfaMart di depan komplek PGE area Kamojang untuk membeli beberapa keperluan.
Lepas belanja untuk keperluan hidup di Kamojang saya pulang ke rumah Ari dan
tidur hahaha.
Hari ke O saya kerja praktek di PGE area Kamojang berakhir.
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.