Sistem Geothermal
Geothermal
merupakan energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi
dan fluida yang terkandung di dalamnya. Sistem Geothermal
terdiri dari elemen-elemen yang menyusun sistem tersebut. Elemen-elemen penting
penyusun sistem Geothermal terdiri dari tiga yaitu: adanya sumber panas, adanya
batuan reservoir yang permeabel dan
adanya fluida yang membawa aliran panas (Goff dan Cathy, 2000). Sumber panas
berasal dari panas yang dihasilkan dari
instrusi batuan beku. Batuan reservoir merupakan batuan tempat fluida
terakumulasi.
Klasifikasi Sistem Geothermal
Berdasarkan
sumbernya, Ronald DiPippo(2005), mengklasifikasikan sistem Geothermal menjadi
empat antara lain: geopressured reservoir, hot dry rock reservoir magma
reservoir dan hydrothermal reservoir.
a. Sitem Geopressured
Lokasi reservoir
ini lebih dalam dari pada
reservoir hidrothermal, yaitu sekitar 2400 m
- 9100 m. Reservoir ini memiliki
kadar garam yang tinggi, tetapi memiliki temperatur yang rendah. Sistem ini
berasosiasi dengan sistem reservoir gas dan minyak yang dalam. Reservoir ini
berisi air panas yang mengandung banyak sekali gas metana sehingga berada pada
lingkungan yang gradien tekanannya
lebih besar daripada
gradien hidrostatik.
Percobaan dalam skala laboratorium sudah
dilakukan yaitu dengan memproduksikan fluida tersebut ke permukaan. Kemudian gas metana dipisahkan dari
airpanasnya. Gas metana dibakar untuk
memanasi air sehingga meningkatkan harga entalpi air.
b. Sistem Hot Dry Rock
Reservoirini
memiliki kedalaman yang
sangat dalam sehingga
permeabilitasnyamenjadi lebih kecil. Sumber panas yang tinggi dalam
batuan impermeabel berasal dari intrusi magma atau gradient geothermalnya.
Tidak terdapat fluida pada batuan yang impermeable. Pemanfaatannya dilakukan
dengan cara membor reservoir ini dengan membuat artificial reservoir (injeksi
air dingin pada lapisan batuan panas yang impermeable), kemudian dilakukan hydraulic
fracturing(rekahan buatan) dimana
air diinjeksikan dengan tekanan yang besar sehingga mengakibatkan
rekahan di reservoir.
c. Sistem Magma
Eksploitasi
pada reservoir ini sangat berbahaya sehingga belum banyak yang mengkajinya.
Caranya adalah dengan mencari reservoir yang berisi magma pada kedalaman yang
relatif dangkal kemudian mengambil magma tersebut dari sebuah sumur untuk
memanasi heat exchanger.
d. Sistem Hidrotermal
Pada
reservoir ini, air berasal dari permukaan yang diperoleh dari air hujan
(natural recharge). Air ini kemudian masuk karena adanya perekahan batuan
melalui saluran pori-pori diantara butir-butir
batuan. Air tersebut kemudian
terakumulasi di dalam reservoir sampai
penuh dan terpanaskan oleh batuan beku panas (pluton). Pada reservoir yang
sudah berisi air, terjadilah
arus konveksi sehingga memanaskan semua
air di dalam
reservoir tersebut.
Dari
keempat sistem tersebut, sistem Geothermal di Indonesia umumnya merupakan
sistem hidrothermal yang mempunyai
temperatur tinggi (>2250C), hanya beberapa diantaranya yang
mempunyai temperatur sedang (150‐2250C) (Nenny, 2005). Adapun gambaran sistem hidrotermal bisa
dilihat di gambar ini.
Gambar sengaja dihilangkan
Skema sistem
hidrotermal (Ronald DiPippo, 2005)
Berdasarkan
pada besarnya temperatur, Hochstein
(1990) membedakan sistem panasbumi menjadi tiga, yaitu:
- Sistem bertemperatur rendah, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung fluida dengan temperatur lebih kecil dari 1250C.
- Sistem bertemperatur sedang, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung fluida bertemperatur antara 1250C dan 2250C.
- Sistem bertemperatur tinggi, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung fluida bertemperatur diatas 2250C.
Konsep Model Sistem Hidrotermal
Sistem
hidrotermal berdasarkan jenis fluida
yang mengisi reservoir dibedakan menjadi dua yaitu:
- Sistem dominasi uap merupakan sistem yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas buminya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan dengan fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan pori‐pori batuan masih menyimpan air. Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir dominasi uapnya.
- Sistem dominasi air merupakan sistem panas bumi yang umum terdapat didunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat dominan walaupun “boiling” sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.
Gambar sengaja dihilangkan
a. Konsep
model sistem dominasi uap b. Konsep model sistem dominasi air
Aliran Panas di Bumi
Panas
dapat mengalir secara konduksi, konveksi dan radiasi. Namun aliran panas yang
ada di bumi kebanyakan terjadi secara
konduksi dan konveksi. Konduksi merupakan perpindahan panas yang tidak diikuti
perpindahan partikel-partikel medium sedangkan konveksi adalah perpindahan
panas yang diikuti perpindahan partikel-partikel perantaranya.
Gambar sengaja dihilangkan
Aliran panas
di dalam bumi
Baca juga
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.