Setiap
formasi batuan mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Karakteristik formasi batuan terbagi menjadi dua yaitu, sifat
fisik batuan dan sifat mekanik batuan. Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa
mengubah komposisi atau susunan dari zat tersebut. Sementara itu, sifat mekanik
dapat diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang
diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Parameter fisis dari suatu batuan dapat
digunakan untuk mendelineasikan kondisi
batuan suatu reservoir. Sifat fisis ini nanti akan menentukan bagaimana
perilaku penjalaran suatu gelombang didalam batuan.
Sifat Fisis Batuan
Sifat
fisis batuan antara lain:
a. Densitas
Merupakan
besarnya massa setiap satuan volume. Densitas batuan berpori adalah
perbandingan antara massa terhadap volume rata-rata dari material. Densitas
spesifik adalah perbandingan densitas batuan pada tekanan dan temperatur
normal. Densitas batuan lapangan panasbumi umumnya sangat berpengaruh terhadap
heat content yang dikandungnya dan terdapat hubungan yang berbanding lurus
antara heat content dengan densitas batuan. Semakin besar densitas batuan
semakin besar heat content yang dikandung oleh batuan. Densitas batuan pada
lapangan panasbumi umumnya sangat besar dibanding daerah non-vulkanik.
b. Permeabilitas
Permeabilitas
adalah kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida. Permeabilitas tergantung pada
ukuran dan bentuk pori serta bentuk, ukuran dan luasan pori yang saling
berhubungan (interconnections). Permeabilitas diukur dalam Darcies atau
milli-Darcies dan direpresentasikan dengan simbol K.
c. Porositas
Porositas
batuan (Φ) didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (volume pori-pori
yang ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Dalam reservoir panasbumi
dikenal dua macam porositas, yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan.
Pada umumnya reservoir panasbumi hanya memiliki porositas rekahan.
d. Saturasi
Saturasi
merupakan fraksi fluida yang menempati pori-pori batuan reservoir. Pada saat
sistem mengandung fasa cair dan fasa uap dalam keadaan setimbang, maka kedua
fasa tersebut akan terjenuhi. Dalam keadaan demikian sifat tekanan dan
temperatur tidak dapat berdiri sendiri. Ketika tekanan dan temperatur ini
diplotkan maka akan diperoleh suatu kurva saturasi, kurva itu akan berakhir
pada titik-titik kritis karena densitas dari fasa uap dan fasa cair adalah sama
dengan keadaan fluida dua fasa.
e. Travel Time
Travel
Time batuan diartikan sebagai lamanya
waktu yang dibutuhkan gelombang sonik untuk merambatnya gelombang suara pada
batuan dalam tiap satu satuan jarak, dinyatakan dalam satuan m sec/ft.
Sifat Mekanik Batuan
Sifat mekanik batuan antara lain:
a. Tegangan (Stress)
Tegangan
(τ) merupakan besarnya gaya yang dialami suatu luasan batuan. Apabila gaya yang
bekerja tegak lurus terhadap permukaan, maka stress yang demikian dikatakan
tegangan normal (normal stress). Sedangkan gaya yang bekerja sejajar dengan
permukaan dikatakan sebagai tegangan geser (shear stress). Persamaan tegangan
adalah:
..................................................................................................................(2.1)
Dimana
F adalah gaya dan A adalah luas bidang.
Gambar sengaja dihilangkan
Tegangan
(Telford, dkk., 1990)
b.
Regangan (Strain)
Regangan (е)
merupakan besarnya deformasi
dibandingkan dengan kondisi awalnya.
Persamaan
regangan adalah:
...............................................................................................................(2.2)
Gambar sengaja dihilangkan
Regangan
(Telford, dkk., 1990)
c.
Modulus elastik
Hukum
Hooke menyatakan bahwa terdapat hubungan linear antara stress dan strain pada batuan (antara gaya
yang diterapkan dan besarnya deformasi).
....................................................................................................................(2.3)
Tegangan
(τ) dan regangan (e) merupakan besaran tensor, sedangkan C adalah konstanta
yang berupa matriks tensor yang menentukan sifat dasar elastisitas dari suatu
batuan. Pada material isotropik, koefisien-koefisien matriks C tersebut
direduksi menjadi dua macam parameter elastik bebas yangmencirikan sifat
elastisitas batuan. Beberapa kombinasi dari beberapa parameter bebas ini
disebut modulus elastik yang terdiri dari:
- Modulus Young (E)
Modulus
Young didefinisikan sebagai perubahan panjang
peregangan (longitudinal strain)
dari sebuah material ketika tegangan
longitudinal tersebut mengenai material tersebut. Persamaan modulus
Young dinyatakan dalam,
..................................................................................................................(2.4)
Dimana
σl adalah tegangan longitudinal, E adalah Modulus Young, ΔL/L
adalah perubahan panjang relatif, seperti yang diperlihatkan.
Gambar sengaja dihilangkan
Modulus
Young (Canning, 2000)
- Modulus Geser (µ)
Modulus
geser adalah modulus elastik yang menghubungkan
tegangan geser dengan regangan
geser. Persamaannya dinyatakan oleh:
................................................................................................................(2.5)
Dimana
σs adalah tegangan geser, µ adalah modulus geser,
ΔY adalah pergeseran yang terjadi, X
adalah jarak antara permukaan, seperti ilustrasi.
Gambar sengaja dihilangkan
Modulus
geser (Canning, 2000)
- Modulus Bulk (K)
Modulus
Bulk adalah modulus elastik yang mengukur resistensi suatu material terhadap
stress volumetrik (suatu gaya yang bekerja secara seragam ke segala arah /
tekanan hidrostatik). Persamaannya dinyatakan dengan,
..................................................................................................................(2.6)
Dimana
P adalah tekanan hidrostatik, K adalah modulus Bulk, ΔV adalah perubahan
volume, V adalah jarak antara permukaan, seperti ilustrasi Gambar 2.8.
Gambar sengaja dihilangkan
Modulus Bulk
(Canning, 2000)
- Rasio poisson
Rasio
poisson adalah ukuran perubahan bentuk
geometri yaitu perbandingan antara perubahan bentuk akibat kontraksi lateral (disebabkan gelombang transversal)
dengan peregangan axial (disebabkan oleh gelombang longitudinal) yang disebabkan karena tekanan tertentu.
Bayangkan
sebuah sampel batuan yang berbentuk selinder dengan panjang L dan diameter R. Sampel tersebut ditekan dengan gaya
berkekuatan F. Karena tekanan tersebut maka panjang sample akan memendek dan
jari-jarinya akan melebar. Jika perubahan panjangnya adalah
ΔL
dan perubahan diameter adalah ΔD, maka besaran Rasio poisson adalah
......................................................................................................................(2.7)
Gambar sengaja dihilangkan
Rasio
poisson (dimodifikasi dari Telford, dkk., 1990)
Baca juga
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.